Aku tersesat
Jauh sekali
Panik menghampiri
Tak kenal diri sendiri
Membenci diri sendiri

Menyalahkan yang datang
Menyalahkan segalanya
Membenci segalanya
Dan kemarin ku paksakan diriku
Tuk berlutut lagi, kembali pada-Nya

Aku kembali
Aku pulang
Dengan luka luka 
Dengan pelajaran
Ku temukan jawaban dan alasan
Kenapa bisa sampai segila itu
Terimakasih Tuhan
Sekali lagi kau menyelamatkan

Seminggu kemarin saya merasa tersesat. Saya bingung kenapa saya bisa sampai sejelek itu. Saya benci semuanya, saya benci diri saya sendiri. Alasannya, rupanya, saya PMS dan overthinking. Ditambah, anak kucing saya 2 ekor, Cali dan Milan, mati berturut turut.

Seminggu kemarin saya merasa kehilangan diri saya sendiri. Saya hilang arah. Saya benar benar merasa di titik terdalam, terdown, dan terjenuh. Simply said, saya tersesat dan rasanya benar2 want to make u kill urself aka menderita. Benar benar tidak ada semangat. Alhamdulillah, sekarang saya merasa normal dan psoitif kembali.

Saya semangat lagi untuk memperjuangkan mimpi saya. Saya semangat lagi untuk ikut lomba maupun program kepemimpinan dan kewirausahaan. Karena saya, ingin jadi mahasiswa yang membanggakan bangsa, keluarga, sahabat dan diri saya sendiri. Dan pastinya, jadi hamba Allah SWT yang taat dan bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Saya semangat lagi untuk kemudian mencengkram cakrawala. Saya semangat lagi untuk bersinar. Api dalam diri saya memang kemarin redup dan bahkan hampir padam. Namun, berkat doa orangtua dan kepasrahan saya pada Allah, kini api itu hidup kembali dan bahkan berkobar lebih.

Saya bangun di saat yang tepat.
Waktu ini waktu yang singkat.
Semester ini semester darurat.
Semuanya perlu keseriusan dan kerja berat.

Saya punya deadline program, lomba, dan juga job saya sebagai seorang penulis aka blogger. Saya punya cita-cita dan mimpi-mimpi. Saya layak akan cita-cita dan mimpi-mimpi itu semua. Karna bermimpi dan bercita cita hak semua manusia.

Tersesat, down, kehilangan, cobaan, tantangan, hal buruk, fitnah, dll, semuanya adalah hal normal dalam hidup yang pasti akan datang pada kita yang berjiwa. Bersabarlah. Kuatlah. Bertahanlah. Kita perlu belajar untuk tidak menunggu kapan badai badai itu selesai tapi menarilah bersamanya. Dan sekali lagi, tuhan kita Allah SWT, selalu benar, bahwa sabar dan syukur, hanya dua ini, niscaya kita selamat dan juga bahagia.