Journal
Ibu Kota Baru Indonesia adalah Kota yang Berkelanjutan
Rencana pemerintah
untuk memindahkan ibu kota baru mendatangkan cahaya harapan kemajuan
bangsa. Wacana yang sudah bergulir lama akhirnya menuju konkret dan nyata.
Harapan penulis, semoga dapat mewakili generasi muda lainnya, yakni, ibu kota
baru Indonesia semoga menjadi kota yang berkelanjutan.
Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) mendefinisikan kota yang berkelanjutan sebagai kota yang
menciptakan kesempatan karir dan bisnis, perumahan yang aman dan terjangkau,
dan pembangunan masyarakat dan ekonomi yang tangguh. Kota yang berkelanjutan
juga tidak dapat dipisahkan dari investasi pada transportasi publik, ruang
terbuka hijau, dan peningkatan tata kota dan manajemen (UNDP).
Untuk memindahkan
ibu kota dan memiliki ibu kota baru, sangat penting untuk diketahui mengenai urgensinya, kenapa harus pindah? Ibu kota Indonesia yang sekarang, Jakarta, punya
segudang permasalahan yang bukannya membuat Indonesia tambah maju, justru membuat Indonesia tetap stagnant di tempat dan menjadi persoalan lama yang belum
juga ditemukan solusinya. Sudah saatnya, bangsa ini bangkit dan atur
strategi baru dalam memajukan Indonesia yakni dengan mencari ibu kota baru. Ibu
kota baru adalah harapan baru arah pembangunan bangsa. Sebelum kita bergerak
lebih jauh, ada baiknya kita lihat data dan fakta Jakarta terkini sebagai
pijakan kenapa perlu adanya ibu kota baru.
Kemacetan Jakarta
menempati peringkat ke-7 sedunia, dengan angka tingkat kemacetan sebesar 53%
(The TomTom Traffic Index, 2018). Perkiraan kerugian tahunan akibat kemacetan
ini juga punya angka yang fantastis yakni menembus Rp. 65 triliun di tahun 2017
(Bappenas, 2019). Data dari Tirto (2019) mengungkapkan bahkan perkiraan angka
kerugian tahunan ini sudah menembus Rp. 100 triliun. Jakarta juga selalu
menjadi langganan banjir sejak zaman kolonial (Detik, 2017). Bencana banjir
selalu menerpa Jakarta setiap tahun (Sindonews, 2019). Belum lagi dengan
masalah kepadatan penduduk dan juga kualitas lingkungan, yang meliputi kualitas
air, udara, dan tanah.
Urgensi lain selain
Jakarta yang punya banyak masalah, adalah pemindahan ibu kota yang direncanakan
di luar Jawa memberi semangat pemerataan pembangunan. Salah satu fakta
pembangunan di Indonesia yakni memang masih harus ditingkatkan yaitu dalam hal
pemerataan pembangunan yang dibuktikan dari angka pertumbuhan ekonomi selama
dua dekade terakhir yang masih terpusat di pulau Jawa dengan persentase 58%
terhadap total Produk Domestik Bruto (Sindonews, 2018).
Sudah lebih dari
cukup menjadi alasan kenapa ibu kota memang sebaiknya pindah. Masyarakat tidak
perlu banyak khawatir akan dampak pemindahan ibu kota. Niat baik untuk
memajukan bangsa ini melalui ibu kota baru harus didukung dan diapresiasi.
Langkah ini juga pernah diambil oleh negara sebelumnya yakni dengan pindah ke
Yogyakarta dan Bukittinggi. Negara-negara lainnya juga tercatat sukses
melakukan pemindahan ibu kota.
Harapan generasi
muda seperti penulis sebagai kaum intelektual yakni mahasiswa dan juga sebagai
seorang penulis atau blogger, tentang ibu kota baru sebenarnya sederhana saja. Penulis
berharap ibu kota baru Indonesia adalah kota yang berkelanjutan. Kota yang berkelanjutan
adalah salah satu kunci dan arah pembangunan. Mengadaptasi dari PBB, kota yang bekelanjutan sebagai
ibu kota baru yakni adalah kota yang memiliki kualitas baik pada tiga aspek.
Ketiga aspek tersebut yakni transportasi, lingkungan, dan sosial yang meliputi
seni, literasi, dan pendidikan.
Pada aspek transportasi, pemerintah perlu membangun transportasi
publik yang bersifat mudah diakses dan ramah lingkungan. Penggunaan kendaraan
pribadi perlu dimonitoring secara baik. Pemerintah perlu membangun
infrastruktur yang ramah untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda untuk membangun
budaya menggunakan transportasi publik. Selain itu akses kepada transportasi
publik berupa kereta rel listrik/MRT, bis, dan angkot juga perlu diberi
perhatian khusus. Penulis juga merasa perlu pengadaan angkot massal untuk mencegah kasus kemacetan yang sekarang melanda banyak kota besar. Penggunaan angkutan umum dapat jadi solusi
kemacetan (Sjafruddin, 2013). Transportasi publik juga sebaiknya memiliki rute jelas, sistem yang mudah diakses bahkan kalau bisa daring atau online, serta harga yang terjangkau.
Aspek kedua ibu
kota baru yakni lingkungan dan ruang terbuka hijau. Sebagai kota yang
berkelanjutan, aspek lingkungan perlu menjadi perhatian pemerintah ketika
membangun ibu kota baru. Ibu kota baru diharapkan memiliki banyak ruang terbuka
hijau dan juga pembangunan gedung atau bangunan memperhatikan prinsip-prinsip
lingkungan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Inggris,
lingkungan yang hijau didukung dari tersedianya ruang terbuka hijau yang
memadai membuat masyarakat jadi lebih bahagia (Mongabay, 2014).
Harapan ketiga
datang dari aspek sosial yang meliputi seni, literasi, dan pendidikan. Kualitas
ketiga hal ini di ibu kota baru diharapkan berkualitas dan berkuantitas tinggi.
Warga diharapkan bisa mendapat akses seni, literasi, dan pendidikan yang baik
dan adil agar bisa punya sumber daya manusia yang berkualitas untuk kepentingan
bangsa. Pendidikan juga perlu di beri perhatian khusus. Pendidikan adalah langkah nyata untuk
kehidupan yang lebih baik (Republika, 2014).
Setelah paparan data dan analisis diatas, rencana ibu kota baru
atau pemindahan ibu kota negara perlu diapresiasi dan direalisasikan sesuai
dengan harapan dan aspirasi anak bangsa. Gagasan yang sudah lama ada ini kini
menjadi nyata. Penulis juga mengucapkan terimakasih sebesarnya atas aksi nyata
oleh Kementerian PPN Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional untuk mengadakan lomba artikel dan blog yang mewadahi para
generasi muda untuk menyuarakan aspirasi dan harapannya terhadap harapan akan
ibu kota baru.
Referensi:
http://ibukotabaru.bappenas.go.id/
https://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-development-goals/goal-11-sustainable-cities-and-communities.html
https://www.tomtom.com/en_gb/traffic-index/ranking
https://www.tomtom.com/en_gb/traffic-index/jakarta-traffic#statistics
https://m.detik.com/news/berita/d-3429219/banjir-jakarta-di-5-tahun-terakhir
https://tirto.id/kemacetan-jakarta-dan-kota-sekitarnya-picu-kerugian-rp100-triliun-cA6j
https://ekbis.sindonews.com/read/1322611/33/ini-strategi-pemerintah-tingkatkan-pemerataan-pembangunan-1531826637
https://metro.sindonews.com/read/1393782/170/setiap-tahun-jakarta-banjir-pengamat-ini-beberkan-penyebabnya-1554698776
https://www.itb.ac.id/news/3899.xhtml
https://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/14/03/18/n2mpo8-pendidikan-untuk-kesejahteraan
https://www.mongabay.co.id/2014/01/17/penelitian-ruang-terbuka-hijau-membuat-warga-kota-lebih-bahagia-secara-signifikan/
Post a Comment
2 Comments
Semoga dengan pemindahan ibukota ke Kalimantan, lahan hijau di Kalimantan masih tetap dapat dijaga dan tidak disalahgunakan nantinya.
ReplyDeleteSemoga rencana pemindahan ibukota dapat terlaksana dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat ya..
ReplyDelete