UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University

Dirgahayu UNTAN yang ke-61! Selamat datang di postingan terbaru saya. Kali ini saya bahas kampus tercinta. Spesial, karena kampus saya berulang tahun ke-61, Rabu 20 Mei kemarin. Saya menulis dan ikut lomba ini sebagai hadiah/kontribusi saya buat kampus tercinta. Harapannya postingan blog saya yg berjudul UNTAN Membangun Ekosistem Digital Menuju Cyber University ini mudah2an faedah untuk pembaca.


Data dan Profil UNTAN Cyber University
Ayo kenalan dengan UNTAN si Cyber University dari Pulau Kalimantan

Teknologi Digital

4 dari 5 mahasiswa setuju bahwa penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran efektif meningkatkan kompetensi mereka. (Survey dari McGraw-Hill, 2016). Teknologi digital sudah bukan hal yang luar biasa di era industri 4.0 seperti sekarang. Teknologi digital adalah wajib dan mutlak. Sejak bangun tidur di pagi hari hingga akan beranjak tidur lagi di malam hari, teknologi selalu ada di sekeliling kita. Pertanyaan yang muncul selanjutnya yakni bagaimana optimalisasi teknologi digital ini untuk kemajuan universitas?

Kampus tempat saya menuntut ilmu, Universitas Tanjungpura sedang berbenah dan menuju Cyber University. Saya bersyukur dan apresiasi sekali akan pandangan dan cita-cita visioner ini. Saya yakin konsep pendekatan universitas siber ini dapat membawa kemaslahatan untuk masyarakat. Ada baiknya kita tahu lebih detail akan konsep Cyber University atau Universitas Siber. Kita mesti tahu apa itu Universitas Siber, apa urgensi dan faedahnya kepada masyarakat, bagaimana mewujudkannya, dan bagaimana kondisi ekosistem digital UNTAN yang sekarang. 

Konsep Cyber University


Menurut Hahanov et al (2015) Cyber University atau Universitas Siber adalah universitas yang memiliki 4 karakteristik khusus. Keempat karakteristik tersebut adalah:
1. Kehadiran ruang digital untuk regulasi dan aturan
2. Pemantauan akurat dan aktif proses edukasi dan ilmiah
3. Produksi otomatis dari aksi operasional aktuator
4. Sibernetika mandiri untuk mengelola sumber daya manusia dan keuangan 

Fiuh, jujur aja saya mau nangis pas alih bahasanya. Bahasa riset akademik begini amat emang kaya bukan bahasa manusia normal. Kita lihat kamus mana tau penjelasannya lebih manusiawi. Jadi menurut kamus global IGI, Cyber University artinya universitas yang menyediakan layanan belajar formal melalui media online. Layanan belajar tersebut dapat diakses semua orang, terlepas dari keterbatasan akibat lokasi geografis, fleksibilitas, dan lainnya. Merujuk Hahanov dan kamus, dapat disimpulkan dengan bahasa sederhana yaitu universitas yang menyediakan layanan belajar yang terkoneksi digital serta digital-minded dalam mengelola segala sumber daya yang ada di universitas. Harapannya, tentu saja, hal ini bisa berkontribusi positif untuk kemajuan masyarakat. 

Intinya adalah pendekatan universitas siber ini diharapkan dapat mendukung cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang di undang-undang yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas diyakini sebagai bangsa yang sejahtera dan bahagia.

Ekosistem Digital UNTAN


Ekosistem digital sendiri menjadi syarat utama menuju Cyber University. Lalu, apa UNTAN sudah punya ekosistem digital yang dimaksud? Jika sudah punya seperti apa dan sudah sebaik apa? Dan apa yang perlu dievaluasi, ditambah/diinovasi, dan jika perlu dihilangkan? 

Menurut penulis, ekosistem digital artinya suatu kesatuan alat atau layanan dalam sistem yang saling terhubung satu sama lain. Ekosistem digital mutlak harus dimiliki dan harus juga berkualitas mumpuni. Ekosistem digital yang baik bisa menghantarkan pada output atau luaran yang baik pula.

Berikut daftar ekosistem digital yang sudah ada di UNTAN berdasarkan halaman depan situs UNTAN, pengalaman dan hasil riset saya:

daftar lengkap ekosistem digital untan

1. SCMB (Sistem seleksi calon mahasiswa baru UNTAN)
2. SIAKAD (Sistem informasi akademik civitas akademika UNTAN)
3. E-LEARNING (Sistem pembelajaran jarak jauh, remote learning)
4. JURNAL
5. REPOSITORY 
6. UPT. PERPUSTAKAAN 
7. UPT. BAHASA
8. UPT. TIK 
9. SPI (Satuan Pengawas Internal)
10. PENANGANAN GRATIFIKASI
11. WBS (?)
12. SPOTA (Sistem Pendukung Outline Tugas Akhir)
13. Translator Nusantara
14. EDOM (Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa)
15. Comdev Outreaching
16. LPSE (Tender Pembangunan)
17. Pendikar UNTAN
18. Mikrotik Academy
19. Lapor
20. Survey Kepuasan Masyarakat

Sudah cukup banyak ya segala situs-situsnya. Namun ini baru berkuantitas, belum berkualitas. Jumlah memang tidak selalu berkorelasi dengan kualitas. Namun kata dosen saya Pak Ikhsanudin, yang pertama dalam menuju kualitas yang bagus adalah kuantitas yang bagus.

Hasil riset saya menjelajahi satu persatu dari 20 list diatas, hmm, banyak catatan. Bahkan saya belum 100% yakin apakah 20 list diatas dapat dikatakan sebagai ekosistem digital. Tapi, karena memenuhi definisi yang saya tulis di awal postingan, maka bisa dikatakan seperti itu.

Berikut ide saya untuk UNTAN mencapai tujuan menuju Cyber University. 

5 Ekosistem Digital Unggulan UNTAN


 

Ekosistem Digital Perpustakaan

Pertama-tama mari kita mulai dari aspek nomor satu terpenting yakni sumber ilmu aka perpustakaan. Menurut pengalaman saya selama 4 tahun jadi mahasiswa, yang sangat perlu dibenahi adalah perpustakaan digitalnya. Alangkah baiknya jika dengan sistem login NIM dan password, mahasiswa bisa membaca buku apa saja yang tersedia di platform tersebut. 

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, buku adalah jendela dan sumber ilmu. Bill Gates membaca 50 buku setiap tahun. Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX, pendiri PayPal, membaca 2 buku tiap hari saat dia remaja. Apa kabar mahasiswa Untan? 

Realistisnya kita emang ya ga bakal sesukses Gates atau Musk sih. Tapi banyak penelitian menunjukkan orang sukses gemar membaca. Nah mahasiswa juga harus kan supaya bisa sukses. Saya gemar membaca, tapi saya masih agak sedih ketika membuka situs perpustakaan digital kampus.

Saya mencoba mengakses layanan perpustakaan UNTAN via email. Ini merupakan sikap yang disarankan ahli untuk mengurangi penyebaran pandemi covid19. Masukan saya sebaiknya perpustakaan untan untuk lebih proaktif lagi.

ekosistem digital perpustakaan untan


ekosistem digital perpustakaan untan 2

It could be better harusnya. Saya lagi skripsi sekarang, skripsi saya tentang cerita rakyat sebagai bahan belajar. Di tengah pandemi covid19, perpustakaan pada tutup semua, atau jam bukanya dibatasi. Saya cukup kesulitan untuk dapat buku cerita rakyat kalbar lengkap untuk saya terjemahkan ke bahasa Inggris. Hmmm. Maaf jadi curcol. Btw, kalo ada yang punya silahkan komen di postingan ini ya. #BantuKikyWisuda2020. Trimsss. 

Ekosistem Digital Beasiswa dan Prestasi


Lanjut catatan kedua. Yang terluput dari daftar layanan online diatas adalah SILABO. Menurut saya ini bagus dan inovatif, tapi yang penting seperti pendanaan dan beasiswa malah ga tampil di halaman depan. Yang menurut saya tidak terlalu penting dan tidak ada isinya pas diklik seperti WBS malah tampil.

ekosistem digital wbs untan dihilangkan saja


Ekosistem digital beasiswa dan prestasi ini mesti memiliki sejumlah fitur seperti info beasiswa, info lomba, prestasi mahasiswa, tips dan trik, hingga jika perlu fasilitas mentor atau pembimbing.

Ekosistem Digital Start Up/Kewirausahaan

Saya share juga disini, UNTAN sudah punya inkubator bisnis buat mahasiswa dan mungkin juga umum. Ini sudah sangat bagus. Saran saya tentunya ini mesti tampil di halaman depan situs untan dong dan ditingkatkan lagi kualitasnya. Saya rekomen untuk lihat atau pantau instagramnya, alamatnya yakni @ibtuntan.


Ekosistem Digital Pengabdian Kepada Masyarakat


Apresiasi saya yang kedua tentu pada program Pengabdian Kepada Masyarakat. Saya sudah lumrah ketika lewat fakultas saya FKIP, maupun MIPA, saya sering melihat bis yang membawa mahasiswa pergi pengabdian. Ini selalu buat saya terharu. Kegiatan ini perlu didukung, diperbanyak dan harus ditampilin di channel digital untan. Saya pribadi sangat apresiasi pada BEM UNTAN yang proaktif mengabdi.

Hasil riset saya, BEM mengadakan program BEM Care untuk panti-panti asuhan yang membutuhkan, ada juga program bakti desa. Saya pernah berpartisipasi, dan saya takjub lokasi pengabdian sangat jauh, kondisi memprihatinkan, jalanannya cukup membahayakan, tanah kuning dan lubang disana-sini. Kegiatan ini berdampak positif dan juga tepat sasaran. Ini mesti menjadi contoh dan diapresiasi oleh UNTAN. Jika perlu setiap ada kegiatan disupport oleh UNTAN langsung melalui billboard, channel digital, dan lainnya.

Baca juga: BEM UNTAN Goes to Panti Asuhan Amal Jariyah Rasau Jaya


Ekosistem Digital UNTAN DATA


Saya merasa UNTAN perlu transparan tentang data dan bahkan perlu membuat ekosistem digital untan data. Data adalah landasan kebijakan. Data adalah kunci keberhasilan dan harus jadi acuan dalam pembuatan kebijakan. Isi ekosistem digital tersebut bisa banyak hal mulai dari kurikulum di untan, laporan pemasukan dan pengeluaran keuangan, hasil audit, nilai/kompetensi mahasiswa, apa saja bahkan lowongan kerja sekalian. Jiwa-jiwa kreatif milenials mesti dilibatkan dalam pembangunan ekosistem digital untan data ini. 

Ekosistem Digital Pusat Bahasa: Apresiasi

Sepertinya saya cukup banyak ya menyebut kekurangan di awal postingan saya. Saya perlu menjadi orang yang adil dan berimbang. Suatu entitas bisa maju jika mendapat apresiasi, dan juga kritik yang membangun. Saya pribadi apresiasi kehadiran pusat-pusat bahasa asing di gedung perpustakaan UNTAN seperti BCLC (Pusat Bahasa Inggris),  PTE-Academic (Pearson Test of English), Kedai Prancis, Japan Corner, dan Pusat Bahasa Mandarin UNTAN di FKIP. Sungguh bagus dan seharusnya perlu diberi dana untuk promosi lebih. 

Hasil riset saya ada satu pusat bahasa Inggris seperti British Culture and Learning Centre yang hadir di UNTAN karena kerjasama FKIP Bahasa Inggris UNTAN dan British Council Singapore. Followersnya di IG sudah 500+. Event-eventnya sangat bermanfaat. Saya perhatikan juga narasumber event sudah S2 dan S3, dan para penerima beasiswa lagi. 

bclc untan

Topik event sangat beragam dan menarik. Menurut riset saya BCLC via ig @bclc_universitastanjungpura di bulan Mei 2020 saja sudah mengadakan 4 events:
1. ICT in Primary Classroom
2. Ramadhan in Europe
3. Developing Ur IELTS
4. Being an International Student in UK

Followers di IG yang baru 500-an dan dengan kualitas event tersebut diatas yang bagus rasanya jadi sayang. Dengan jumlah mahasiswa Untan saja yang 30000++, 500:30000, rasionya masih tidak bagus. Sangat perlu mendapatkan perhatian lebih dari pihak Rektorat atau Keuangan UNTAN untuk diberikan dana promosi dan dana pengembangan. 

Bahkan yang memprihatinkannya lagi, banyak dari mahasiswa UNTAN tidak terlalu memanfaatkan pelayanan pusat-pusat bahasa asing tersebut. Jangankan ingin memanfaatkan, tahu saja mungkin mereka masih belum. Ini menjadi PR Untan dan juga mahasiswa kenapa tidak antusias memanfaatkan fasilitas kece.

Ekosistem Digital Pendikar UNTAN, Comdev and Outreaching, UPT TIK

Apresiasi saya yang ketiga, keempat dan kelima yakni untuk Pendikar UNTAN, Comdev n Outreaching, serta UPT TIK. Tidak terbantahkan lagi, pendidikan karakter itu sangat krusial dan penting. Ini perlu ditingkatkan. Harapan saya di ekosistem digital pendikar, bisa terdapat akses yang sesuai untuk pendidikan karakter. Sejauh ini sudah baik. 

Keempat yakni, Comdev n outreaching, saya saksikan sendiri bagaimana teman saya yang berasal dari suatu daerah di Kapuas Hulu, yang tidak ada sinyal, ataupun listrik, dan dia bisa kuliah didukung oleh beasiswa comdev. Fb sangat update dan professional. Sudah baik. Ditambah lagi dengan ekosistem digital Simecor, ini adalah sistem evaluasi. 

Saya juga terharu pernah ditelfon comdev untuk menjadi perwakilan mahasiswa menghadiri sebuah undangan konferensi di Bangkok, Thailand pada 2018 bersama Bapak Kamarullah Wakil Rektor 3 dan Bapak Afghani Dekan FMIPA. Menjadi sebuah kehormatan buat saya bisa menjadi wakil mahasiswa dalam konferensi tersebut. Harapan saya, semoga yang seperti saya bisa belajar jauh dan gratis sampai ke Bangkok bisa diduplikasi dan diperbanyak. Mahasiswa sangat perlu international exposure supaya jadi pribadi yang lebih kritis dan openminded.

Kelima yakni untuk UPT TIK, saya apresiasi sekali juga bahkan menyelenggarakan lomba positif seperti ini. Saya juga pernah mendengar UPT TIK juga menyelenggarakan lomba esport. Ini sangat bagus dan perlu ditingkatkan dan diadakan rutin. Saya juga ingat waktu saya masih maba, ada pak Syafaat Roy Ghofur dari UPT TIK yang aktif menolong mahasiswa ketika ada masalah di SCMB. Moga-moga beliau sehat wal-afiat.

Fasilitas Menuju Cyber University

Fasilitas UNTAN Menuju Cyber University

Fasilitas menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan membangun ekosistem digital menuju cyber university. UNTAN dengan proyek 7 in 1 yang didanai oleh IsDB Islamic Development Bank mengampu dana sebesar 2.8 Triliun Rupiah. Anehnya mahasiswa alias saya ketika ke gedung perpustakaan pusat, saya MESTI BAWA TERMINAL SENDIRI. Saya heran kemana uang sebanyak itu hingga gedung sekece itu gak mampu beli terminal seharga paling 15 ribu. Saya hanya bisa tertawa.

Fasilitas sudah bisa dilihat sendiri ya di gambar, ada cafe inovasi, ruang thinkubator, dan galeri IBT. Menurut saya, sudah bagus dan semoga bisa diakses oleh mahasiswa secara mudah. 

Saya meyakini bahwa keberadaan suatu kampus adalah sebagai pelita untuk masyarakatnya. Kampus mesti memberi faedah dan kebermanfaatan kepada mahasiswa, dosen, pegawai, dan juga masyarakat tempat kampus itu berdiri. Ekosistem digital yang dibangun tentunya harus menguntungkan dan memudahkan urusan ke4 pihak tersebut diatas. Ekosistem digital yang dibangun UNTAN untuk menuju Cyber University itu juga harus menyelesaikan permasalahan yang dialami ke4 pihak tersebut diatas.

Permasalahan dan Saran Solusi Ekosistem Digital


Berikut saya paparkan masalah yang saya alami sebagai mahasiswa dan juga masyarakat. Tidak lupa saya berikan solusinya, entar ada yang nyinyir.

1. Birokrasi berbelit-belit, staff tidak professional dan emosian. Syarat skripsi yakni mengurus surat bebas perpustakaan. Ini sebaiknya bisa diajukan daring/online, urusan beres dan efisien. Bahkan staff tadi bisa dialihkan ke pekerjaan lain yang lebih prioritas, pekerjaan sepele seperti ini ga perlu lagi manusia yang mengerjakannya. Ini baru surat bebas perpustakan, belum lagi syarat2 lainnya.

2. Pengembangan kompetensi mahasiswa/masyarakat perlu diperbanyak. Tentu saja prioritas untuk mahasiswa. Kaum mahasiswa tidak punya cukup uang untuk membayar pelatih/mentor untuk pengembangan kompetensi. Perlu juga pengembangan kompetensi untuk pegawai/staff UNTAN  utamanya kompetensi yang diperlukan ialah kompetensi anger management/manajemen emosi. 

3. Pegawai/dosen yang tidak professional segera ditindak. Saya pernah dizalimi beberapa oknum dan ini membuat saya mendapat nilai C, gagal di suatu kompetisi. Hal ini sepele dan seharusnya tidak terjadi. Tidak perlu sebut nama disini. Saya apresisasi layanan ekosistem digital EDOM (Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa). Mahasiswa bisa jujur dan lapor disini. 

4. Di tengah pandemi covid19, banyak mahasiswa tidak mampu membeli kuota. Saya apresiasi langkah pemberian kuota dari beberapa provider. Melalui ekosistem digital kuota.untan.ac.id, ini baik. Namun sedikit sayang dengan pengecualian untuk mahasiswa semester akhir yang mengambil mata kuliah skripsi. Saya tidak bisa memanfaatkan layanan ini. Padahal riset saya, saya mesti upload banyak video ke channel pembelajaran di YouTube. Saya tidak paham, kenapa ada aturan seperti ini. Saya pikir positif saja mungkin dana terbatas.

5. Mahasiswa punya banyak acara penting dan faedah. Kenyataan dilapangan, cukup sulit dan bahkan berbayar untuk memanfaatkan fasilitas gedung kampus untuk acara mahasiswa. Saya melihat disini perlu adanya fasilitas ekosistem digital untuk peminjaman gedung, promosi acara mahasiswa, dan lain-lainnya. Melalui ekosistem digital untan data ini jadi lebih terlihat transparansi. Gedung A dipakai oleh organisasi X untuk Event Mental Health di hari dan bulan dan tahun. Gedung B dipakai oleh BCLC untuk event Charity Concert bersama Coldplay di hari dan bulan dan tahun. Dan ini data mesti bisa diakses publik dan transparan.

Segitu dulu dari saya, semoga postingan ini berfaedah. SEE YOU ON MY NEXT POST!

Referensi:
1.McGraw-Hill 2016 Digital Study Trends Survey https://www.mheducation.com/highered/explore/studytrends.html
2.https://www.igi-global.com/dictionary/cyber-university/52312
3.Hahanov, V., Chumachenko, S., Hahanova, A., Mishchenko, A., Hussein, M. A. A., & Filippenko, I. (2015, September). CyUni service—Smart cyber university. In 2015 IEEE East-West Design & Test Symposium (EWDTS) (pp. 1-8). IEEE.
4.uniRANK: World University Rankings and Reviews https://www.4icu.org/reviews/2218.htm
5.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/05/05/berapa-jumlah-perguruan-tinggi-di-indonesia
6.https://pontianak.tribunnews.com/2019/01/18/paket-proyek-gedung-7-in-1-capai-rp-28-t-gedung-untan-sekitar-rp-300-miliar

Search Results

Web result with site linkuniRank: World University Rankings & Reviewshttps://www.4icu.org/reviews/221